Saturday, April 4, 2020

Walau Terlambat

Oleh : Ribut Jatiwaluyo
Aku itu orangnya tidak mudah berempati apalagi bersimpati. Mungkin karena pengalaman hidupku mengajarkan begitu, kurang perhatian dan sering kali disalahkan. Sehingga muncul dibenakku apa-apa yang aku lakukan selalu salah, mendingan aku tidak berbuat apa-apa jadi aku nggak salah. Maka hari-hariku cenderung pasif, aku tidak pernah mencoba hal-hal yang baru, karena takut disalahkan. Sehingga saya menganggap semua hal ya terjadi peristiwa kecil atau besar menurutku semua biasa saja, aku tidak pernah mendokumentasikan setiap kegiatan karena itu tidak penting.

Setelah aku ikut kegiatan Belajar Menulis yang diasuh oleh bapak Wijaya Kusuma yang lebih dikenal dengan Om Jay, pandangan saya ini salah. Moment atau peristiwa sekecil apapun akan berharga apabila kita menghargainya. Seperti kita saat ini butuh penghargaan dari orang lain, maka kita harus mempunyai rasa percaya diri dan bisa menghargai orang lain. Untuk bisa didengar pendapat kita, kita harus mau mendengar pendapat orang lain. Untuk bisa menulis kita juga harus rajin membaca tulisan orang lain. Jangan takut untuk menulis, tulis saja semua yang ada di kepala kamu, dan terus, teruslah menulis sehingga suatu saat kamu akan tahu genre apa yang cocok untuk tulis. Sehingga ada rekam jejak kegiatan hidupmu untuk dapat diwariskan kepada generasi sesudah kamu. Begitu kira-kira pesan yang bisa kami tangkap dari pembelajaran dan pembicaaran kami dengan Om Jay dan kawan-kawan.

Resolusi saya saat ini, saya harus berubah, saya harus terbuka, saya harus mampu, karena saya ingin menjadi lebih bermanfaat di kemudian hari dari apa yang akan saya tulis nantinya. Saya akan belajar berpikr terbuka, bersosialisasi terbuka, sehingga wawasan saya semakin terbuka luas. Saya sudah termotivasi dari kegiatan ini, sehingga motivasi saya ini dapat memberi dampak positif terhadap orang-orang di sekeliling saya.

Saat ini saya akan menulis dari tema-tema yang sudah diberikan dengan 3 paragraf, ada pisang goreng, ada Mie Ayam Bakso, Cerita tentang Kucing, tentang Bayi, dan tentang Uang seratus Ribu. Di usia yang sudah setengah abad lebih dengan posisi tidur terlalu lama, rasanya aku akan kesulitan untuk menyelesaikan tugas itu dalam waktu dekat. Belum lagi ada resume-resume yang harus saya kerjakan. Dari Om Dedy, Om Agus, Om Indra dan Munif Chotif. Saya akan berusaha untuk tidak patah semangat walaupun usia sudah lebih setengah abad.

No comments:

Post a Comment